Peduli Anak dan Remaja, Yupi Gelar Kampanye Stop! Narkoba
A
A
A
JAKARTA - Penggunaan narkoba pada anak dan remaja kini semakin menjadi isu yang kritis. Berdasarkan data yang didapat dari Badan Narkotika Nasional (BNN) sebanyak 33% pengguna narkoba berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa di akhir tahun 2014 lalu.
Kondisi ini tentunya membuat banyak pihak prihatin. Salah satunya adalah merek permen gummy di Indonesia, Yupi. Sebagai bentuk kepedulian mereka atas masalah ini, produsen kembang gula ini menggelar kampanye Stop! Narkoba agar mereka tidak mudah terbawa arus dan mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar yang negatif.
"Di Yupi, kami memiliki komitmen dan kepedulian yang tinggi terhadap tumbuh kembang anak-anak dan remaja Indonesia. Kampanye Yupi Stop! Narkoba ini diselenggarakan, karena kepedulian Yupi terhadap peningkatan pengguna narkoba yang cukup tinggi di kalangan generasi muda Indonesia. Anak-anak dan remaja Indonesia berhak untuk memiliki masa depan yang cerah, bahagia, cerdas, kreatif dan sehat dan mereka harus berani jadi diri sendiri untuk katakan Stop! Narkoba. Hal ini sesuai dengan brand DNA yang Yupi miliki, yakni fun, happy, smart, creative dan healthy," papar M. Charles Foo, Marketing Manager, PT Yupi Indo Jelly Gum saat ditemui di FX Sudirnan, Jakarta, Kamis (8/12/206).
Seorang psikolog anak dan remaja, Samanta Ananta mengatakan masa anak-anak dan remaja merupakan masa-masa yang paling kritis, karena pada masa emosional mereka mudah berubah-ubah dan sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungan sekitar mereka. Selain itu, edukasi edukasi mengenai hal-hal yang negatif sebaiknya dimulai dari usia dini.
Tekanan- tekanan yang timbul dari teman-teman di masa-masa ini harus dapat dijelaskan dengan baik kepada anak-anak dan remaja. Memilih untuk tidak menjadi teman-teman yang menggunakan narkoba bukan berarti menjadi seorang pengecut, tapi justru menunjukkan jati diri sebenarnya.
“Sangatlah penting bagi setiap orang tua untuk membimbing menjadi anak-anaknya sehingga para orang tua dapat mengetahui apa yang menjadi kebutuhan anak-anaknya pada masa kritis ini,” ujar Samanta.
Peran orang tua ini juga sangat dirasakan oleh Igor H Sitompul. Aktivis antinarkoba yang juga mantan pencandu ini mengakui bahwa dia bisa berhasil melewati masa-masa sulitnya dengan dukungan orang tuanya.
"Sebagai seorang aktivis anti narkoba, saya dulu juga pernah menjadi pecandu narkoba. Namun, berkat dukungan dari orang tua dan keluarga, saya bisa sembuh. Pengaruh buruk dari teman-teman di masa remaja saat mengajak saya untuk ikut menggunakan narkoba telah memberikan dampak buruk dan pengalaman yang sangat berharga dalam hidup saya,” tutur dia.
Melihat betapa rentannya masa remaja ini dan betapa pentingnya edukasi serta dukungan untuk anak-anak dan para remaja dalam menghadapi pertumbuhan mereka, Yupi sangat mendukung dan mengajak generasi muda Indonesia berani menjadi diri sendiri dalam menentukan masa depan mereka dan berani mengatakan Stop! Narkoba. Yupi juga mengajak para orang tua untuk bahu membahu bekerja sama mengarahkan dan mendukung anak-anak dan remaja untuk melakukan kegiatan positif, yang menghindarkan mereka dari narkoba.
Kondisi ini tentunya membuat banyak pihak prihatin. Salah satunya adalah merek permen gummy di Indonesia, Yupi. Sebagai bentuk kepedulian mereka atas masalah ini, produsen kembang gula ini menggelar kampanye Stop! Narkoba agar mereka tidak mudah terbawa arus dan mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar yang negatif.
"Di Yupi, kami memiliki komitmen dan kepedulian yang tinggi terhadap tumbuh kembang anak-anak dan remaja Indonesia. Kampanye Yupi Stop! Narkoba ini diselenggarakan, karena kepedulian Yupi terhadap peningkatan pengguna narkoba yang cukup tinggi di kalangan generasi muda Indonesia. Anak-anak dan remaja Indonesia berhak untuk memiliki masa depan yang cerah, bahagia, cerdas, kreatif dan sehat dan mereka harus berani jadi diri sendiri untuk katakan Stop! Narkoba. Hal ini sesuai dengan brand DNA yang Yupi miliki, yakni fun, happy, smart, creative dan healthy," papar M. Charles Foo, Marketing Manager, PT Yupi Indo Jelly Gum saat ditemui di FX Sudirnan, Jakarta, Kamis (8/12/206).
Seorang psikolog anak dan remaja, Samanta Ananta mengatakan masa anak-anak dan remaja merupakan masa-masa yang paling kritis, karena pada masa emosional mereka mudah berubah-ubah dan sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungan sekitar mereka. Selain itu, edukasi edukasi mengenai hal-hal yang negatif sebaiknya dimulai dari usia dini.
Tekanan- tekanan yang timbul dari teman-teman di masa-masa ini harus dapat dijelaskan dengan baik kepada anak-anak dan remaja. Memilih untuk tidak menjadi teman-teman yang menggunakan narkoba bukan berarti menjadi seorang pengecut, tapi justru menunjukkan jati diri sebenarnya.
“Sangatlah penting bagi setiap orang tua untuk membimbing menjadi anak-anaknya sehingga para orang tua dapat mengetahui apa yang menjadi kebutuhan anak-anaknya pada masa kritis ini,” ujar Samanta.
Peran orang tua ini juga sangat dirasakan oleh Igor H Sitompul. Aktivis antinarkoba yang juga mantan pencandu ini mengakui bahwa dia bisa berhasil melewati masa-masa sulitnya dengan dukungan orang tuanya.
"Sebagai seorang aktivis anti narkoba, saya dulu juga pernah menjadi pecandu narkoba. Namun, berkat dukungan dari orang tua dan keluarga, saya bisa sembuh. Pengaruh buruk dari teman-teman di masa remaja saat mengajak saya untuk ikut menggunakan narkoba telah memberikan dampak buruk dan pengalaman yang sangat berharga dalam hidup saya,” tutur dia.
Melihat betapa rentannya masa remaja ini dan betapa pentingnya edukasi serta dukungan untuk anak-anak dan para remaja dalam menghadapi pertumbuhan mereka, Yupi sangat mendukung dan mengajak generasi muda Indonesia berani menjadi diri sendiri dalam menentukan masa depan mereka dan berani mengatakan Stop! Narkoba. Yupi juga mengajak para orang tua untuk bahu membahu bekerja sama mengarahkan dan mendukung anak-anak dan remaja untuk melakukan kegiatan positif, yang menghindarkan mereka dari narkoba.
(alv)